Kenapa Nam Do San dan SamSan-Tech Bisa Sukses?

Evan Purnama
5 min readDec 13, 2020

--

Drakor Startup yang baru saja selesai ditayangkan di Netflix (16 episodes), benar-benar viral beberapa bulan ini. Ada banyak hal mengenai industri rintisan teknologi yang bisa kita bahas dan pelajari dari series tersebut.

Untuk post ini, kita akan fokus dalam pembahasan kenapa Nam Do San dan SamSan Tech bisa menemukan kesuksesan (walaupun tidak instan).

Tapi mohon maaf, postingan ini tidak akan membahas bagian kisah cinta sama sekali. So, set your expectation right yah :D

Logo Samsan Tech

Pure Tech

Samsan Tech founders terdiri dari 3 orang bermarga San : Nam Do San, Lee Chul San, dan Kim Yong San. Mereka semua technical, mereka semua programmers.

Komposisi seperti ini biasanya kontradiksi dengan saran para mentor, kompetisi startup, ataupun inkubator, yaitu carilah (co)founder yang lengkap sehingga meliputi 3H : Hustler (pebisnis), Hacker (programmer), Hipster (designer dan tren).

Walaupun tidak ideal, komposisi Samsan Tech ini bisa dibilang sangat kuat dan mempunyai kelebihan. Karena kita sendiri tahu, persentasi kegagalan suatu startup adalah lebih dari 90%, itu pun termasuk apabila komposisi-nya lengkap. Dibanding komposisi lengkap 3H (Hustler, Hacker, Hipster), all-programmers team akan sangat produktif menghasilkan sesuatu dan terus berkembang secara kemampuan technical, walaupun belum tentu bisa sukses secara komersil. Dalam kisah di cerita ini, ketiga San tersebut juga hidup dengan sangat sederhana dan terbatas, yang mereka pikirkan hanya coding dan menyempurnakan produk algoritma mereka. Samsan tech menghabiskan 2 tahun atau lebih tanpa menghasilkan apa-apa selain mereka bertiga melakukan coding tanpa lelah hingga larut malam. Bagi banyak orang, termasuk Han Ji Pyeong, 2 tahun tersebut adalah wasted time. Tapi bagi mereka, that was 2 good years without distractions.

Terbukti di akhir tahun ke-2 tersebut, mereka mengikuti kompetisi Coda dan berhasil menjuarainya dengan algoritma AI yang mereka kembangkan, that was the result of 2 “wasted” years, yang membuat pimpinan 2STO — Alex, terbang jauh-jauh dari Amerika ke Korea untuk menemui Nam Do San secara langsung.

Stay In The Problem(s), Longer

Startup punya tingkat kegagalan yang kejam. Lebih dari 90% startup akan gagal, walaupun komposisi foundersnya lengkap.

Definisi gagal suatu startup : founder(s) menyerah. Sehingga startup berhenti ber-operasi karena tidak bisa self-operate tanpa founders.

Dengan definisi seperti ini, justru komposisi founder(s) yang lengkap — 3H, punya suatu kekurangan. Khususnya apabila founders hanya bergabung dikarenakan skill-set tanpa adanya personal connections ataupun chemistry yang kuat. Dengan keadaan seperti itu, apabila startupnya banyak mengalami masalah ataupun tidak berhasil sukses dengan cepat, banyak hal yang bisa membuat salah satu atau semua founders untuk segera berpikir untuk mencari opportunity lain (ataupun didatangi opportunity lain).

Belum lagi komposisi founder(s) yang lengkap kerap mempunyai problem di mana ada gap yang besar antara sesuatu yang dijual dengan sesuatu yang benar-benar bisa dibuat. Gap klasik antara Hustler dan Hacker, sering terjadi apabila Hustler-nya sama sekali tidak mengerti technical. Komposisi dan keadaan seperti ini kerap membuat si Hacker tidak nyaman dan tidak bisa perform dengan maksimal, sehingga output product-nya pun tidak optimal.

Belum lagi masalah runway dan burn-rate. Di mana modal awal (dari manapun itu — bisa dari 3F (Friends, Family, Fools) ataupun kompetisi startup ataupun investment ataupun bootstrap dari founders sendiri), mulai menipis. Komposisi yang lengkap dari awal cenderung menciptakan persepsi bahwa startup tersebut mulai dengan kondisi “ideal”, sehingga pemisahan job dan responsibility dilakukan terlalu awal. Efeknya selain gap antar role atau divisi yang terlalu besar di awal, juga adalah burn-rate menjadi meningkat dan runway akan habis dengan cepat. Ketika runway sudah habis atau menipis, secara alami kekuatan team secara keseluruhan biasanya akan melemah, komitmen akan turun, dan startup akan berakhir dengan sendirinya. Hacker, yang mana seharusnya paling krusial dalam penciptaan product, justru biasanya yang pertama akan drop komitmennya dengan mencari sampingan pekerjaan lain, karena merasa masalah bisnis ini bukan problem yang harus dia solve.

Di sisi lain, all-programmers team seperti Samsan Tech, mempunyai background personal yang sangat kuat dan mereka tidak ada kekhawatiran apapun terhadap burn-rate dan runway (startup seperti ini populer dengan julukan cockroach startup). Semua team fokus untuk penciptaan dan penyempurnaan produk, full craftsmanship, apapun yang terjadi. Walaupun sayangnya, tidak ada dari mereka yang secara aktif mem-package produknya ataupun menjualkan produknya. Akan tetapi, pada dasarnya, startup yang stay longer in the market dan terus mengembangkan produknya akan punya competitive advantage, yang kemudian perlu ditunggu adalah momentum. Dalam cerita di serial ini, momentumnya tentu adalah bertemu Han Ji Pyeong, join ke Sandbox dan bertemu dengan orang-orang yang mengubah hidup mereka.

Ini juga yang membuat Samsan Tech setelah diakuisisi 2STO sulit untuk bisa dilakukan lagi, walaupun mereka bertiga sudah jauh lebih hebat, karena masing-masing personilnya sekarang sudah mempunyai ekspektasi lebih terkait burn-rate dan runway, dan mereka tidak berpengalaman juga untuk menghandle investors.

Ideal Team To be Acqui(hi)red

Seperti yang sudah terjadi di cerita Startup, 2STO memang dari awal berambisi untuk merekrut Nam Do San karena dia adalah programmer handal. Akan tetapi, berakhir dengan merekrut entire Technical Team (original founders of Samsan Tech) karena terbukti bisa bekerja dengan baik sebagai team pemrogram. Hal ini banyak terjadi juga di dunia nyata, di mana banyak company (dari mid-level, unicorns, bahkan corporate enterprise) yang secara aktif mencari individual ataupun team pemrogram yang handal. Apabila ada real-life Nam Do San ataupun SamSan Tech, pasti sudah jadi rebutan perusahaan-perusahaan technology untuk direkrut.

Selain itu, bahkan Yoon Seon Hak, investor utama di Sandbox, dari awal juga sudah membidik Samsan Tech dan menunggu mereka mature untuk bisa berinvestasi di sana. Perlu diingat bahwa Yoon Seon Hak di episode terakhir Startup menyebut secara eksplisit bahwa dia dari awal sebenarnya tertarik berinvestasi di Samsan Tech (tapi mungkin kalah aggresive dengan 2STO yang langsung menawari akuisisi), dia masih berkata Samsan Tech walaupun nama perusahaan yang sekarang adalah Cheong Myeong Company. Artinya, yang dia emphasise dari awal adalah tentang technical strong dari founders Samsan Tech, yang kemudian sekarang sudah mature dan punya additional complementary team yang juga kuat.

— -

Demikian pendapat saya tentang 3 poin kenapa Nam Do San dan Samsan Tech bisa akhirnya sukses.

Apabila Anda adalah the real life Nam Do San atau tim Anda adalah real life Samsan Tech, please do let me know (email me at evan@qiscus.com). I will be very happy to talk and may be consider to mentor, acqui(hi)re or invest.

Apabila banyak response di artikel ini, mungkin saya akan menulis lebih lanjut tentang kesuksesan dan cara pikir Han Ji Pyeong atau tentang Injae Company.

--

--

Evan Purnama
Evan Purnama

Written by Evan Purnama

Co-Founder at Qiscus. #EnablingConversations. Talking about SaaS, Startup, and Technology.

No responses yet