Penjelasan Singkat Terkait Startup dan Venture Capital (VC)

Evan Purnama
5 min readJun 22, 2022

Kita sering mendengar berita terkait pendanaan suatu startup oleh venture capital dengan berbagai term seperti Seed, Series A, Series B, dst. Artikel ini akan menjelaskan secara singkat istilah-istilah tersebut dan siklus hidup dari suatu startup. Mungkin kita akan membahas juga terkait motif utama VC melakukan investasi ke startup dan bagaimana exit strategi nya.

Apakah Semua Startup Memerlukan Pendanaan dari VC?

Sebenarnya tidak ada keharusan suatu startup mendapatkan pendanaan dari VC untuk bisa sukses. Contoh paling terkenal tentu saja Microsoft, tanpa pendanaan di awal bisa tumbuh besar. Ada juga contoh startup lain yang tanpa pendanaan misalnya Mailchimp, sampai akhirnya diakuisisi oleh Intuit sebesar 12 miliar dollar.

Startup dengan modal sendiri, tanpa pendanaan dari luar dan hidup dari profit perusahaan tiap bulan biasa disebut dengan bootstrap. Di artikel ini kita tidak akan membahas panjang terkait model startup bootstrap karena fokus di istilah-istilah yang sering kita dengar untuk pendanaan dari VC.

Kenapa Startup Membutuhkan Pendanaan Dari VC?

Walaupun tidak ada keharusan suatu startup mendapatkan pendanaan dari VC, tetapi ketika startup mendapatkan pendanaan di awal akan membuat startup tersebut mempunyai capital yang siap digunakan untuk menjalankan rencana-rencananya. Hal ini tentunya mempercepat proses dan jalannya perusahaan.

Startup juga kemudian mempunyai exposure baik dari media ataupun group company dari VC yang menginvest ke mereka. Founders juga biasanya menjadi lebih percaya diri karena mendapatkan validasi di awal terhadap ide dan eksekusi awal yang mereka lakukan.

Pendanaan mempunyai kategori stage antara lain:

Angel Round

Tidak semua startup mendapatkan pendanaan di level Angel, karena agak berbeda dengan pendanaan yang datang dari VC, kategori Angel round ini biasanya datang dari perorangan atau sekelompok orang yang mempunyai wealth berlebih dan memang berniat untuk membantu startup mengeksekusi idenya.

Di fase ini, biasanya startup masih berupa ide, dengan founders only team (belum punya karyawan), atau sudah melakukan suatu validasi ide dan dirasa sudah siap untuk melakukan eksekusi.

Jumlah uang yang biasanya diberikan di level ini adalah mulai dari ratusan juta rupiah sampai dengan beberapa miliar rupiah (dibawah 10 miliar) untuk mendapatkan di bawah 10% kepemilikan saham.

Biasanya valuasi startup akan berada di angka ratusan ribu atau max 1 juta dollar di level ini.

Seed Round

Seed round biasanya merupakan pendanaan pertama bagi startup yang dilakukan oleh VC.

Di fase ini, startup biasanya sudah melakukan eksekusi awal, mungkin sudah mempunyai beberapa karyawan (dengan modal sendiri dari founders, atau mungkin dari sedikit revenue yang dihasilkan perusahaan). Akan tetapi membutuhkan suntikan dana untuk bisa melakukan eksekusi ide dengan lebih solid, sehingga validasi awal tadi bisa terbukti apakah memang berjalan atau tidak.

Jumlah yang biasanya diraise di fase Seed Round ini berkisah antara ratusan ribu dollar (miliaran rupiah, di bawah 15 miliar rupiah). Akan tetapi di era beberapa tahun terakhir (ketika investasi ke Startup oleh VC masih sangat aggressive), seed round bahkan bisa mencapai beberapa juta dollar.

Kepemilikan saham Seed Round umumnya 10–20%. Jadi apabila startup Anda diinvest 500 ribu dollar Seed Round dengan kepemilikan 20%, maka valuasi startup Anda adalah 2,5 juta dollar (post-money valuation).

Pre-Series A Round

Fase ini sebenarnya sama dengan Seed Round, akan tetapi beberapa startup menggunakan term Pre-Series (A/B/C) untuk dipakai sebagai pembeda series sebelumnya.

Kadang startup juga menyebut sebagai bridge round, yang artinya sebagai penyambung antara round sebelumnya ke round sesudahnya.

Alasan paling pragmatis kenapa startup memerlukan pendanaan di round ini adalah karena kehabisan uang dari round sebelumnya, akan tetapi masih belum bisa mencapai target dan mendapatkan pendanaan yang diinginkan di round berikutnya.

Sebagai contoh, suatu startup yang mempunyai ide bagus dan berhasil mendapatkan Seed Round 500k USD, lalu setelah menjalankan rencana mereka dan membangun produknya, ternyata mereka tidak berhasil mendapatkan target customers yang sesuai. Sehingga mereka tidak berhasil mendapatkan jumlah revenue dan metrics lain yang sesuai dengan rencana mereka, sehingga perlu untuk melakukan fund raising lagi pendanaan untuk bisa menyambung plan mereka ataupun mengeksekusi perubahan plan mereka yang baru.

Jumlah dan valuasi Pre-series A ini mirip-mirip dengan Seed Round, walaupun kemungkinan besar akan naik sedikit dengan sebelumnya karena investor sebelumnya tentu ingin valuasi perusahaan selalu naik di tiap fund raising round. Jadi apabila sebelumnya 500k USD untuk 20%, maka di Pre-Series A ini bisa jadi 500k USD untuk 10–15% saham.

Series A Round

Pada fase ini, biasanya startup sudah berhasil melakukan validasi baik dari sisi product, market dan juga sudah bisa menunjukan secara konsisten hasil yang baik. Akan tetapi startup masih perlu tambahan modal lagi untuk bisa melakukan scale up, dengan melakukan berbagai inovasi bisnis ataupun inovasi product. Harapannya, dengan melakukan Series A round ini, startup akan bisa melaksanakan plan mereka dengan lebih agresif sehingga mempunyai exponential growth, untuk menjadi validasi bisnis mereka at scale. Ketika berhasil, tentu metrics tersebut nantinya akan bisa digunakan sebagai modal untuk melakukan pendanaan lebih lanjut di Series B dan seterusnya.

Sebagai contoh suatu commerce product pakaian, bisa melakukan Series A ketika dia sudah menemukan niche market customer mereka dan membuktikan hasil penjualan yang baik, terus meningkat, dan ketika dilakukan suatu percobaan inisiatif marketing pertumbuhannya bisa naik. Di posisi seperti ini, VC akan melihat startup tersebut bagus untuk diinvest Series A karena dengan modal tersebut bisa dengan lebih agresif melakukan inisiatif dan inovasi marketing untuk memicu pertumbuhannya dengan jauh lebih cepat. Apalagi ditambah juga pengembangan product sehingga untuk lebih meningkatkan value yang ditawarkan ke market.

Biasanya Series A Round ini mempunyai jumlah raised fund di angka beberapa juta dollar (di bawah 10 juta dollar), akan tetapi tentu saja ada outlier startups di beberapa tahun terakhir yang bisa mendapatkan puluhan juta dollar di series A.

Kepemilikan saham di Series A ini biasanya 20%-30%. Sehingga apabila suatu startup diinvest 5 juta dollar Series A dengan kepemilikan sekitar 30%, maka valuasi startup tersebut menjadi sekitar 16 juta dollar (post-money).

— -

Artikel ini akan dilanjut part 2 dengan membahas series B, series C, IPO, dan istilah lain seperti downround apabila mendapatkan cukup banyak read dan reactions.

--

--

Evan Purnama

Co-Founder at Qiscus. #EnablingConversations. Talking about SaaS, Startup, and Technology.